Senam Lansia untuk Menurunkan Tekanan Darah pada Lansia
Usia lanjut adalah tahap akhir perkembangan pada kehidupan manusia (MS, R. R. 2014). Dalam memasuki usia lanjut, lansia mengalami beberapa perubahan, meliputi perubahan fisik, sosial, dan psikologis. Dari perubahan fisik, salah satunya adalah perubahan pada system kardiovaskuler yaitu tekanan darah (MS, R. R. 2014). Tekanan darah adalah daya yang di perlukan agar darah dapat mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh manusia. (Aini, F., & Rosyidi, I. 2013) (MS, R. R. 2014). Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah, yaitu usia, stress, ras, medikasi, dan jenis kelamin (Potter &Perry, 2005). Hipertensi merupakan suatu kelainan yang sangat sering terjadi pada manusia. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi dimana tekanan darah sitolik sama dengan atau lebih tinggi dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. (Victor, M., & Damajanty, H. P. 2013) (Rismayanthi, C. 2011)
Kejadian hipertensi banyak terjadi pada lansia. Masyarakat menganggap lansia sebagai manusia yang lemah, tidak mampu, sering sakit yang menyebabkan segala aktivitasnya dibatasi. (Agustiana, L., & Prabowo, H. 2012). Kondisi ini dapat diperparah oleh tidak adanya waktu, tempat dan kesempatan bagi lansia dalam melakukan aktivitas. Menurut Depkes RI (2010) hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia.
Menurut Made Astawan, mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh ACE (angiostensin I). ACE memegang peran fisiologis dalam mengatur tekanan darah. Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah. ( Rismayanthi, C. 2011)
Terapi pengobatan hipertensi dibagi menjadi dua kategori yaitu terapi farmakologis dan non-farmakologis. Salah satu penatalaksanaan dari terapi non-farmakologis adalah melakukan olahraga secara teratur. Jenis olahraga yang bisa dilakukan oleh lansia antara lain adalah senam. (MS, R. R. 2014) (Victor, M., & Damajanty, H. P. 2013). Latihan dan olahraga pada usia lanjut dapat mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional. Bahkan dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa, latihan/olahraga senam lansia dapat mengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan (Rismayanthi, C. 2011).
Berdasarkan jurnal penelitian tentang pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi, semua sampel adalah penderita hipertensi. Tekanan darah awal rata-rata 150/100 mmHg. Setelah dilakukan senam lansia selama beberapa minggu secara teratur, terjadi penurunan yang signifikan yaitu rata-rata menjadi 140/90 mmHg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senam lansia mampu menurunkan tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi dan mampu merilekskan pembuluh darah. Latihan olahraga jantung meningkatkan curah jantung yang juga akan berpengaruh pada tekanan darah manusia.
Daftar Pustaka :
1. MS, R. R. (2014).
Gymnastic Effect On Life Quality Of The Elderly with Hypertention. 121-127.
2. Aini, F., & Rosyidi, I. (2013). Pengaruh Senam Lansia
Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Desa Leyangan
Kecamatan Ungaran Timur.
3. Victor, M., & Damajanty, H. P. (2013). Pengaruh Senam
Bugar Lansia Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi di BPLU Senja Cerah
Paniki Bawah. 785-789.
4. Rismayanthi, C. (2011). Penurunan Tekanan Darah pada
Penderita Hipertensi Melalui Senam Aerobik Low Impact. 13-26.
5. Agustiana, L., & Prabowo, H. (2012). Pengaruh Senam
Lansia (Tai Chi) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita
Hipertensi Di Upt Pelayanan Sosial Lanjut Usia Banyuwangi Tahun 2012. 10-16.
6. Potter & Perry, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Jakarta: EGC
0 komentar:
Posting Komentar